Jelang Libur Panjang, IHSG Dibuka dengan Kegembiraan dan Keberdayaan 0,48%

banner 468x60


banner 336x280

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat, biasanya terbatas pada sesi perdagangan Rabu 1 (05/08/2024), dimana hari ini merupakan perdagangan terakhir seminggu sebelum libur panjang Hari Raya Kenaikan Isa Almasih.

Pada pembukaan sesi 1 hari ini, IHSG dibuka menguat 0,1% ke 7.130,6. Lima menit setelah pembukaan, IHSG semakin kencang menguat yakni 0,48% ke 7.157,90.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 896,4 miliar dengan volume 1,3 miliar saham dan 83.139 transaksi.

Meski reli cukup kuat, IHSG diperkirakan masih fluktuatif karena perdagangan hari ini merupakan perdagangan terakhir pekan ini sebelum libur panjang. Hari Kenaikan Yesus Kristus.

Kecenderungan volatilitas IHSG saat ini masih cukup tinggi karena biasanya investor bertindak pengambilan keuntungan sebelum liburan panjang.

Pelaku pasar biasanya mengambil keuntungan terlebih dahulu menjelang hari raya atau mengantisipasi kondisi terburuk saat libur panjang.

Sebelumnya pada Senin kemarin, pelaku pasar mendapat data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2024 yang secara tahunan tercatat sebesar 5,11% (setiap tahun/yoy).

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa (cadev) negara RI periode April 2024 hari ini.

Pelaku pasar memperkirakan nilai cadangan devisa Indonesia berpotensi terkuras jauh lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya.

Pasalnya, selama bulan April, rupiah sempat tertekan sebesar 2,6% hingga menyentuh level terlemah dalam empat tahun terakhir di Rp 16.260/US$.

Pelemahan rupee juga membuat BI terpukul besar seiring pembukaan pasar pasca libur Idul Fitri baru-baru ini.

Intervensi dilakukan pada pasar spot, pasar forward domestik (DNDF), dan pasar surat berharga negara (SBN). Intervensi pada pasar spot menghabiskan lebih banyak dana dibandingkan pada pasar forward domestik.

Sebagai referensi, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 masih tinggi yakni sebesar US$140,4 miliar, meski turun dibandingkan posisi akhir Februari 2024 sebesar US$144,0 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, ekspektasi kebutuhan likuiditas valuta asing korporasi, dan perlunya stabilisasi nilai tukar rupee seiring dengan masih tingginya ketidakpastian keuangan global. pasar. .

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan sistem.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)


Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *